Mengenai Saya

Foto saya
KOORDINATOR FORUM JURNALIS BAHARI KAWASAN INDONESIA TIMUR

Jumat, 10 Juni 2011

NCU COREMAP II SELAYAR DUKUNG PENGEMBANGAN WISATA



Salah satu usaha dalam rangka pengembangan ekonomi pesisir yang ramah lingkungan adalah dengan mengembangkan industry pariwisata. Dengan melihat hal tersebut NCU Coremap II Selayar mendukung dalam bentuk kegiatan berupa penyusunan profile desa wisata. Profile Desa wisata tersebut dibuat baik dengan melakukan identifikasi potensi pariwisata Desa, juga dilakukan dengan dokumentasi dengan pengambilan gambar dan Video.
Sampai saat ini potensi Wisata Selayar diakui banyak pihak sangat tinggi, baik dari segi geografis maupun keunikan dan keindahan objek wisata yang ada.  Meskipun demikian salah satu yang menjadi hambatan adalah masih kurangnya sarana dan prasarana pariwisata,  dan tentunya untuk mewujudkan industry pariwisata yang terkelola secara professional dengan fasilitas yang memadai membutuhkan investasi yang besar. Oleh karena itu dengan penyusunan profile Desa pariwisata yang meliputi seluruh kawasan wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar diharapkan dapat menarik investor untuk menanamkan investasi di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Beberapa investor yang sudah menenamkan investasi di Selayar sebagai contoh usaha pariwisata yang  berlokasi di pantai Timur Desa Lowa kec.bontosikuyu yang dikelola oleh Mr. Johen Erick Scholteheis dibawah manajemen perusahaan Selayar Dive resort menunjukkan bukti bahwa Industri pariwisata adalah usaha yang paling tepat untuk menjaga kelestarian terumbu karang di daerah pesisir.
Selain itu  penyusunan profile Desa juga diharapkan mampu membangun kecintaan masyarakat terhadap keindahan desanya sehingga terdorong untuk menjaga dan melestarikannya.

Critc Coremap II Selayar Verifikasi data creel dan kondisi terumbu karang DPL



Dalam rangka melakukan validasi terhadap data maupun pelaksanaan program Coremap di lapangan  Komponen Critc sebagai komponen yang bertugas menghimpun dan menyajikan data yang factual melakukan verifikasi dengan langsung melakukan pengecekan di Lokasi-lokasi program. Proses verifikasi dan pemantauan kondisi terumbu karang dilakukan dalam dua bagian yakni untuk pemantauan Creel ( Perikanan berbasis masyarakat) dilakukan antar tanggal 14 s/d 23 april 2011 di kec. Bontomatene, Kec Buki dan Kec. Bontomanai, sedangkan untuk Kec. Bontoharu dan  dan bontosikuyu dilakukan dari tanggal 25 April hingga 7 Mei 2011.
Untuk kegiatan pemantauan kondisi terumbu karang DPL oleh LPSTK dilakukan dengan 2 (dua) tahapan yakni di Kec. Bontoharu dilaksanakan pada tanggal 2 hingga 7 mei 2011, sedangkan dari tanggal 9 hinggal 28 mei 2011 dilaksanakan di Kec.bontomatene,Buki,Bontomanai dan kec.Bontosikuyu.
Dalam pelaksanaan kedua kegiatan tersebut Tim Critc menurunkan beberapa personil professional  yang terdiri dari Zul janwar,S.Kel,M.Si, Andi Ridha, Nur Afdal, Hari Rustaman, dan Rukaya dan anggota LPS-TK.
Selain melakukan pendataan terhadap hasil tangkapan nelayan pesisir baik jenis, kualitas maupun kuantitasnya dengan tujuan mensingkronkan data dengan laporan para motifator Desa, Tim juga melakukan pemantauan kondisi karang di daerah perlindungan laut (DPL) masing-masing kecamatan.
Menurut koordinator tim Critc Zul janwar,S.kel,M.Si mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan melatih dan membiasakan anggota LPS-TK memantau terumbu karangnya sendiri dalam kawasan DPL, sehingga ketika program Coremap berakhir mereka dapat melakukannya sendiri.

Publik Awareness Coremap II Selayar otimalkan Kerjasama Media



Sebagai salah satu komponen Coremap yang membidangi Hubungan Masyarakat, sosialisasi dan kampanye penyelamatan terumbu karangb Pablik Awareness (PA) Coremap II selayar memanfaatkan media komunikasi dalam upaya sosialisasi dan kampanye penyelamatan terumbu karang.  Sosialisasi dimaksud baik melalui selebaran-selebaran, spanduk, ataupun media lain yang dianggap mampu diserap oleh Masyarakat selayar. Bahkan untuk mengoptimalkan program sosialisasi PA Coremap selayar melakukan kerjasama dengan Media Cetak dan Media elektronik.
Dalam hal kerjasama Media menurut Koordinator PA coremap II Selayar Andi Muchlis, S.Pd tidak tanggung-tanggung melakukan kerjasama dengan 4 (empat) Media sekaligus yakni melalui Media elektronik dan Media Cetak. Media elektronik yakni Radio mapan Mandiri Selayar, sedangkan media Cetak adalah media-media yang tergabung dalam Forum Jurnalis bahari Indonesia kab. Kepulauan Selayar yang terdiri dari Harian Upeks, Koran deteksi Plus, dan Tabloid Lokal varia Selayar.
Lebih lanjut Andi Muchlis,SPd memaparkan bahwa Media-media yang menjadi mitra PA adalah media yang telah menunjukkan kredibilitas dan loyalitas dalam mendukung program Coremap. Media-media ini secara nasional telah diakui oleh Coremap pusat sebagai media yang telah ikut mengkampanyekan program Coremap selama beberapa tahun terakhir. Kami mengharapkan dengan mengoptimalkan sosialisasi maka cepat atau lambat masyarakat yang menyadari akan pentingnya kelestarian terumbu karang akan semakin luas.
Selain kerjasama media menurut Muckhlis, kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan PA Coremap dalam hal kampanye penyelamatan terumbu karang adalah Lomba jurnalis Writing competitions, lomba innovator Muda, lomba karya ilmiah, pemilihan duta karang, dan banyak lagi kegiatan lainnya yang kesemuanya diharapkan mampu memupuk kesadaran menjaga kelestarian terumbu karang.
Program PA Coremap  diharapkan sedapat mungkin menanamkan pemahaman yang mendalam terhadap masyarakat. Memunculkan ide dan kreatifitas, serta menampung masukan-masukan yang berguna dalam rangka mendukung program Coremap, bahkan hingga program selesai.

CBM COREMAP II SELAYAR GIATKAN ASISTENSI DAN PEMBEKALAN



Coremap II Selayar terus melakukan penguatan kelembagaan dalam pelibatan komponen masyarakat untuk mendukung program rehabilitasi dan penyelamatan karang khususnya dalam program penguatan LKM. Berbagai kegiatan dilaksanakan diantaranya  melakukan kegiatan asistensi dan pembinaan terhadap pengelola coremap tingkat Desa. Pada tanggal 6 sampai dengan 17 Mei 2010  kegiatan tersebut dilaksanakan di 3 (tiga) zona yakni zona Takabonerate,Pasimarannu dan pasilambena.
Asistensi dan pembekalan tersebut melibatkan tim pelaksana yang sudah berpengalaman dalam melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat pesisir, anatara lain Nurmila Anwar,S.Pi,MSi, Andi Rismayani,S.Pi, Adi Mirwan,Nurhayati,AMd,Pi, dan Drs.andi penrang. Kesemua tim ini terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pendampingan dan pembinaan khususnya  dengan memberikan pembekalan Intensif, melakukan pembahasan terhadap masalah-masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan program di tingkat desa antara lain, pembukuan LKM dan pemanfaatan info center.
Pelaksananasistensi dan pembinaan ini disambut baik oleh peserta, khususnya pelaksana program di tingkat desa. Selain dianggap bahwa kegiatan ini adalah upaya untuk mengidentifikasi permasalahan juga kita membahas tentang upaya pencarian solusi terbaik dalam pelaksanaan program, jelas Sahabuddin salah seorang anggota LKM Tingkat Desa Bonerate.
Drs. Andi Penrang mengatakan bahwa pada kegiatan asistensi kali ini mereka mencoba menerapkan pola baru dalam pembukuan LKM. Selain itu tim asistensi juga mengumpulkan semua pengurus LKM dan Kolektor, mencari semua yang macet serta penyebabnya serta mencari solusinya

PENCAPAIAN COREMAP II

Bukan sekedar program
Sejauh ini pencapaian program COREMAP II hampir memenuhi seluruh tujuan pada tahapan akselerasi ini, khususnya pencapaian pada tiga komponen penting dalam program Coremap, dapat dijabarkan sebagai berikut:


PERTAMA adalah, Penguatan kelembagaan, dan pengembangan kawasan konservasi perairan laut daerah.,


Upaya Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang di tingkat pusat dan daerah, telah tercapai melalui kegiatan asistensi dan koordinasi yang terus dilakukan. COREMAP telah dan terus mendorong diterbitkannya Peraturan Daerah dan Rencana Strategis daerah dalam Pengelolaan Terumbu Karang, Sampai saat ini sedikitnya 7 (tujuh) Peraturan daerah kabupaten/kota dan 15 (lima belas) Rencana Strategis telah disyahkan dan diadopsi oleh pemerintah daerah. Saat ini telah dicadangkan lebih dari 2 juta hektar Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Daerah di 10 lokasi program, dan lebih dari 430 daerah perlindungan laut yang telah terbentuk dan dikelola secara efektif oleh masyarakat. Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang Terlaksananya Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS, serta terlaksananya monitoring ekologi dan sosek secara berkala (CRITC Pusat dan Daerah);






KEDUA adalah komponen Pengelolaan Terumbu Karang berbasis masyarakat, ini meliputi: Pelatihan Perikanan Terumbu Karang secara berkelanjutan, pemasaran Sosial Pengelolaan Terumbu Karang, pembangunan infrastruktur sosial pendukung, penciptaan mata pencaharian alternatif/MPA (lebih dari 4500 kegiatan MPA); Fasilitasi di Desa dan Bantuan Teknis; Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll), Pembentukan Pusat Informasi Terumbu Karang di desa, dalam hitungan angka, sampai saat ini telah terbentuk 411 LPSTK dan sekitar 2000 POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang, adanya sistem pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) dan Village Grant, terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes, berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan, serta adanya dukungan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan.kegiatan ini telah dilaksanakan di lebih dari 300 desa, dan dibantu oleh 728 fasilitator dan 8 NGO di 15 lokasi COREMAP.





KETIGA, kegiatan Penyadaran Masyarakat dan Pendidikan maupun kemitraan bahari. Melalui ketiga komponen penting tersebut COREMAP II telah menunjukkan perannya untuk turut mengelola terumbu karang bagi perikanan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa capaian diantaranya: Terbukanya akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang), Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event skala nasional dan internasional, Tersedia dan terlaksananya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA, Telah terlaksana sedikitnya 43 kegiatan Responsive Research, Pemberian Beasiswa kepada lebih dari 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) serta Pelibatan lebih dari 650 mahasiswa PKL.

Minggu, 13 Maret 2011

Dirjen Kagumi Potensi Perikanan Selayar Janji Membangun Infrastruktur PPI Bonehalang

KUNJUNGI SELAYAR. Dirjen Perikanan Tangkap Departemen Perikanan dan Kelutan, Dr Ir Ali Supardan MSc, bersama rombongan di dampingi Bupati Kepulauan Selayar, H Syahrir Wahab MM dalam peninjauan pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bonehalang Benteng.
Jiwa pelaut dan jiwa bahari yang tergolong masih langka dengan kondisi potensi dan yang sangat menjajikan, perlu untuk dipupuk warga Kabupaten Kepulauan Selayar, tidak semata-mata berkeinginan menjadi PNS.
Sebagai ciri khas daerah kepulauan, ruang yang ada di Selayar cukup menjajikan di sektor kebaharian, pengelolaan perikanan dan kelautan, tinggal bagaimana ada perhatian dari pemkab sendiri. Salah satu motifasinya adalah menjadikan Selayar sebagai pusat perusahaan kebaharian.
Hal itu disampaikan Direktorat Jenderal Perikanan (Dirjenkan), Dr Ir Ali Supardan MSc, di dampingi 7 orang lainnya, saat melakukan kunjungan di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dikatakan bahwa setelah diadakan peninjauan di lapangan tentang fasilitas pendaratan ikan di PPI Bonehalang, memang belum selesai dan akan dilakukan pengkajian secara bersama. "Yang jelas Departemen Perikanan dan Kelautan akan membantu Pemkab Kepulauan Selayar tahun ini," janjinya.
Diakui bahwa memang sudah ada usulan yang masuk, seperti dengan usulan beberapa perlengkapan infastruktur di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) serta penambahan pabrik es dan penambahan kolam pelabuhan.
Kedatangan Dirjen Perikanan Tangkap, Ali Supardan, bersama rombongan diterima Bupati Kepulauan Selayar, Drs H Syahrir Wahab MM, bersama beberapa pejabat teras pemkab.
Ali Supardan bersama rombongan juga melakukan peninjauan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pesisir Tanadoang, kemudian melakukan peninjauan di SMK Negeri II Benteng, Bidang Pelayaran, Perikanan dan Kelautan. Terakhir peninjauan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bonehalang. Dirjen Ali Supardan bersama rombongan, juga sempat menyaksikan beberapa ekor ikan Napoleon hasil tangkapan nelayan lokal Selayar.
Kedatangan Dirjenkan Dep DKP RI, di Kepulauan Selayar, kata Kadis DPK Kepulauan Selayar, Marjani Sultan MSi, membawa dampak positif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Selayar, terutama pengelolaan potensi perikanan dan kelautan, dengan harapan Kabupaten Kepulauan Selayar secara perlahan keluar dari predikat daerah tertinggal diantara 199 kabupaten kota tertinggal di Indonesia. (Risal Den Sibunna)

Senin, 07 Maret 2011

Anggaran dasar forjubi


KONSEP  I

Agustus, 2010
ANGGARAN DASAR
 

 



ANGGARAN DASAR
FORUM JURNALIS BAHARI


(KONSEP I)













Makassar, 9 Agustus 2010



ANGGARAN DASAR
FORUM JURNALIS BAHARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I
 
I.            Pendahuluan.

Sebagian besar Wilayah Negara Republik Indonesia terdiri dari perairan dengan pulau-pulau kecil yang indah dan menawan. Laut Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia yang memiliki  2.500 species moluska, 2,000 species crutasea , 6 species penyu laut, 30 mamalia laut dan 2.000  species ikan.  Terumbu karang menutupi sekitar 18%  luasan terumbu karang dunia, sehingga Indonesia menjadi sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia dengan sekitar 70 genera dan  500 species terumbu karang

Sementara itu di kawasan Timur Indonesia secara biophysics, geografi maupun social ekonomi memiliki potensi terumbu karang yang dapat di manfaatkan baik untuk sektor perikanan dan kelautan, sektor pariwisata,  sektor lingkungan hidup dan sektor lainnya, dimana terumbu karang dengan ekosistem yang berasosiasi  menjadi bagian yang sangat penting untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, perlu dilakukan upaya nyata penyebarluasan  informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikannya.

Dengan demikian dalam upaya memberikan informasi yang berimbang mengenai upaya pengelolaan sumberdaya kelautan di wilayah Kawasan Timur Indonesia melalui media masa, maka perlu membentuk suatu forum komunikasi jurnalis yang memiliki kepedulian terhadap sumber daya laut sekaligus peduli terhadap pembangunan bangsa seutuhnya demi mengangkat derajat ekonomi masyarakat.

II
 


I.        Dasar
1.    Penyelamatan  dan pelestarian sumber daya alam yang ada serta pengembangan daerah perlindungan laut (DPL).
2.    Merubah perilaku masyarakat nelayan pesisir pantai dan kalangan umum.
3.    Penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik
III
 
II.      Nama dan Tempat Kedudukan

1.    Organisasi ini bernama : Forum Jurnalist Bahari Indonesia, disingkat FORJUBI
2.    FORJUBI berkedudukan di Jakarta, dan apabila dianggap perlu dapat dipindahkan ke tempat lain.
3.    FORJUBI dapat membuka kantor perwakilan di tempat yang dipandang perlu.
IV
 
III.   Azas dan Tujuan.

1.    FORJUBI berazaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.    FORJUBI bertujuan mendukung pembangunan sektor bahari melalui penyebarluasan informasi.
3.    FORJUBI menyelenggarakan kegiatan jurnalistik yang berhubungan dengan pelestarian biota laut dan lingkungan hidup.

V
 
IV.    Keanggotaan

1.    Anggota FORJUBI adalah Jurnalis yang memilki komitmen bersama menjaga dan melestarikan terumbu karang dan biota laut lainnya.      
2.    Setiap warga negara Republik Indonesia yang tidak termasuk dalam kelompok angka 1 (satu) tersebut diatas dapat menjadi Anggota Luar Biasa.
3.    Setiap anggota FORJUBI mempunyai tugas dan kewajiban mendukung terselenggaranya kegiatan organisasi, dan berwenang mengajukan bahan-bahan pemikiran yang disalurkan melalui pengurus.




VI
 
V.       Kepengurusan.

1.    Pengurus FORJUBI, terdiri dari : Pembina, Pengarah, Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
2.    Pengurus  dipilih oleh anggota melalui musyawarah dan mufakat.
3.    Pembina sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dan sebanyak-banyaknya berjumlah 3 (tiga) orang.
4.    Pembina Tingkat Nasional adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, sedangkan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah Kepala Daerah yang bersangkutan.
5.    Pengarah sekurang-kurangnya berjumlah 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya berjumlah 5 (lima) orang.
6.    Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dapat ditambah wakil-wakil, dan bila perlu dapat dibentuk deputi.
7.    Masa kerja pengurus FORJUBI adalah 5 (lima) tahun, dan anggota pengurus dapat dipilih kembali dalam kepengurusan berikutnya.
8.    Pengurus ditetapkan oleh Pembina dengan Surat Keputusan.
VII
 
VI.    Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pengurus.

1.    Pengurus FORJUBI mempunyai tugas dan kewajiban memfasilitasi kegiatan organisasi, meliputi : penyusunan program kerja, realisasi  program kerja dan laporan pelaksanaan program kerja.
2.    Pengurus berwenang menugasi anggota tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.
3.    Pembina FORJUBI mempunyai tugas dan kewajiban membina FORJUBI yang bersifat kebijakan, agar FORJUBI dapat meyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
4.    Pengarah FORJUBI mempunyai tugas dan kewajiban mengarahkan pengurus FORJUBI yang lebih bersifat operasional untuk mencapai tujuan organisasi.


VIII
 
VII.      Sumber Pembiayaan.

Sumber pembiayaan FORJUBI dapat bersumber dari :
1.    Sumbangan sukarela anggota.
2.    Imbalan jasa yang diperoleh dalam pemberian sumbangan pemikiran.
3.    Bantuan dari pihak-pihak yang bersifat tidak mengikat.
 
IX
VIII.   Ketentuan Penutup.

1.    FORJUBI hanya dapat dibubarkan atas permintaan sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota.
2.    Anggaran Dasar ini setelah disetujui oleh anggota, dan ditandatangani pengesahanannya oleh Pembina,  mulai berlaku pada tanggal …..Bulan …. Tahun……



FORUM JURNALIS BAHARI INDONESIA
Menteri Kelautan dan Perikanan
Selaku Pembina,






Pengikut